Faktor Pembentuk Pola
Makan Daerah
1.1.
Pengertian Pola Makan Daerah
Pola makan
daerah adalah suatu tatanan dasar untuk model makanan yang biasa dikonsumsi
masyarakat suatu daerah. Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia memerlukan
makanan dan minum yang disesuaikan dengan lingkungan daerah tempat tinggalnya.
Contoh:
Daerah Madura banyak dikenal
menghasilkan jagung sehingga makanan pokok di daerah tersebut menggunakan
jagung denga lauk pauk ikan sebagai penambah gizi.
Daerah Maluku makanan pokoknya sagu
dengan lauk pauknya dipilihkan yang berprotein tinggi.
Masyarakat daerah pegunungan banyak
mengkonsumsi sayuran karena daerah banyak menghasilkan sayuran dan buah.
1.2.
Faktor Pembentuk Pola Makan Daerah
a. faktor iklim dan musim
yaitu faktor pembentuk pola makanan daerah yang erat
hubungannya dengan alam serta hasil bumi. Perbedaan tingkat kesuburan tanah
dari tiap daerah mengakibatkan perbedaan pada hasil sumber daya alamnya
khususnya dibidang pertanian. Hal ini berpengaruh terhadap pola makan
masyarakat daerah tersebut, yang meliputi : jenis makanan, kualitas makanan,
cara mengolah, dan cara menyajikannya.
Contoh:
Untuk daerah yang tandus atau
kurang subur, konsumsi makanan dimusim kemarau diolah secara sederhana
dengan maksud untuk penghematan karena bahan makanan susuah didapat.
Sedangkan untuk daerah yang subur, musim kemarau tidak banyak
mempengaruhi pola makan masyarakatnya. Mereka tetap bias mengkonsumsi makanan
dalam jumlah dan kualitas yang sama karena sepanjang musim daerah mereka
menghasilkan makanan.
Contoh menu musim panen
dan musim kemarau untuk daerah yang kurang subur:
Menu
musim panen
|
Menu
musim kemarau
|
Nasi putih
Ayam goreng
Tempe bacem
Sayur sop
Kerupuk
Sambal + lalapan
Semangka + air putih
|
Nasi putih
Ikan asin goreng
Tempe penyet
Sayur bening
Air putih
|
b. faktor manusia atau masyarakat
manusia atau masyarakat dalam mengkonsumsi makanannya
dipengaruhi oleh kemampuan atau daya beli dan selera terhadap suatu makanan.
1.
Kemampuan atau daya beli masyarakat
terhadap makanan
Kemampuan
atau daya beli masyarakat terhadap makanan ikut berpengaruh pada pola makanan
dari masyarakat daerah tersebut.
Contoh:
~
Masyarakat
daerah subur dan tingkat ekonominya kuat akan memiliki kemampuan daya beli
tinggi sehingga mereka dalam memilih pola makanannya bias lebih bervariasi,
berkualitas, dan bernilai gizi tinggi.
Dibandingkan dengan masyarakat didaerah yang tandus dan tingkat
ekonominya lemah sehingga kemampuan daya belinya juga rendah, mereka dalam pola
makanannya kurang memperhatikan nilai gizi, dan kualitas makanan. Bagi mereka
yang penting perut terisi dan kenyang.
2.
Selera Masyarakat terhadap suatu
makanan
Pola makanan
daerah juga dipengaruhi oleh selera atau suka tidaknya masyarakat terhadap
suatu makanan. Antara masyarakat daerah yang satu dengan yang lain terkadang
selera makan yang berbeda.
Contoh:
~
Masyarakat
daerah perkotaan cenderung lebih menyukai makanan dengan rasa manis dan gurih.
Missal: Yogyakarta yang dikenal dengan makanan yang rasanya manis
sehingga hamper makanan khas dari Yogyakarta memilliki rasa manis seperti :
gudeg, tahu bacem, yangko, dan lain-lain.
~
Masyarakat
daerah pantai/atau pesisir, pegunungan dan pedesaan yang terbiasa hidup hemat
lebih menyukai rasa makanan pedas dan asin yang bias merangsang selera makan
mereka, sehingga dengan lauk dan sayur yang sedikit mereka tetap bisa makan
nasi yang banyak. Dengan demikian tenaga atau energi mereka untuk bekerja dapat
terpenuhi.
~
Berbeda
denga masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan maupun pegunungan dengan
penghasilan yang tinggi, tetapi tidak menyukai bahan makanan itu, atau mereka
tetap meninggalkan atau tidk mengkonsumsinya, walaupun mam[u membelinya.
Contoh:
Masyarakat yang tidak suka atau tidak boleh makan makanan seperti: dagng,
udang, ikan, durian, atau yang lain, walaupun mereka mampu membelinya, mereka
tidak akan mengkonsumsinya.
c. faktor agama dan kepercayaan
faktor agama atau kepercayaan berpengaruh besar terhadap
terbentuknya pola makanan derah. Masyarakat dalam memilih makanan yang
dikonsumsinya selain dengan pertimbangan daya beli denga melihat aturan yang
ada dalam agama atau kepercayaan mereka. Sehingga jika ada bahan-bahan tertentu
yang menurut agama mereka tidak boleh digunakan sebagai makanan maka mereka pun
tidak mengkonsumsinya.
Contohnya: masyarakat
yang menganut agama Islam tidak boleh mengkonsumsi makanan-makanan tertentu
seperti: babi, karena hukumnya haram dan juga tidak boleh mengkonsumsi daging
katak karena hewan tersebut hidup didua alam.
Berbeda halnya dengan masyarakat derah Bali yang sebagian
besar menganut agama Hindu, mereka menganggap bahwa sapi adalah binatang suci
sehingga pantang bagi mereka untuk mengkonsumsi daging sapi tersebut. Jadi
faktor agama/kepercayaan berpengaruh pada terbentuknya pola makanan.
1.3.
Keanaekaragaman Makanan Derah
macam-macam bahan makanan yang dapat diolah menjadi makanan
hingga siap dihidangkan berasal dari unsure-unsur yang dapat diperolaeh dari
lingkungan tempat tinggal masyarakat itu dan sesuai dengan kebutuhan daerah
tersebut. Masing-masing daerah tersebut mempunyai cirri-ciri khas masakan dan
makanan kecil tertentu sesuai dengan budaya dan daerah tempat tinggal. Adapun
bahan makanan yang diolah dapat berupa bahan makanan yang berasal dari nabati
maupun hewani.
1.3.1.
Bahan makanan nabati
Yaitu bahan makanan yang berasl dari tumbuh-tumbuhan
Contoh:
-
Carealia/padi-padian
(padi, sorgum, gandum,dll)
-
Sayuran
(kol,kentang, wortel, bayam, terong, kangkung, tauge, dll)
-
Buah
(papaya, mangga, ,manggis, pisang, jeruk, dll)
-
Kacang-kacangan
(kacang hijau, kacang tanah, kacang kedelai, dll)
-
Umbi-umbian
(singkong, kentang, ubi jalar, ganyong dll)
Tiap
–tiap daerah memiliki kondisi yang berbeda-beda sehingga hasil bercocok tanam
pun tidak sama. Terkadang ada tanaman yang cocok ditanam disuatu daerah tetapi
tidak dapat tumbuh dengan normal ketika ditanam didaerah lain.
Contoh: Daerah dataran
rendah lebih mudah ditanami padi-padian,kacang-kacangan, dan . umbi-umbian. Sedangkan untuk
daerah-daerah pegunungan yang sejuk seperti Tawangmangu,
Kaliurang, Bandung , Malang, dan daerah pegunungan lainnya leih mudah ditanami sayuran seperti
wortel, buncis, seledri, kol, dan juga buah-buahan seperti jeruk, apel, alpokat, dsb.
Berdasarkan kegunaanyya dalam hidangan (menurut pola menu
bagi rakyat Indonesia), bahkan makanan nabati digolongkan menjadi:
a.
Golongan
makanan pokok
Misal:
Misal:
-
beras
untuk dibuat nasi
-
Jagung
ddibuat nasi jagung
-
Singkong
dibuat nasi tiwul, dsb.
b.
Golongan
lauk-pauk
Misal:
-
Kacang
kedelai untuk dibuat tempe, tahu
-
Kentang
untuk dibuat perkedel, dsb.
c.
Golongan
sayuran
Missal:
-
Bayam
untuk dibuat sayur bobor, dan sayur menir
-
Kangkung
untuk tumis kangkung, urapan, pecel, dll.
d.
Golongan
buah
Misal:
-
Jeruk,
mangga, papaya, durian, dsb.
e.
Golongan
makanan kecil
Misal:
-
Singkong
dapat dibuat gethuk, kripik, tape, combro
-
Pisang
dibuat sale pisang, cake pisang, cara gesing, dsb.
1.3.2.
Bahan makanan hewani
Yaitu bahan makanan yang berasal dari hewan maupun hasil olahannya.
Contohnya:
a) Daging:
-
Sapi
-
Kambing
-
Kerbau
-
Ayam
-
Itik
-
kelinci
b) Ikan:
-
Ikan
air laut (ikan tuna, tongkol, kakap)
-
Ikan
air tawar (mujair, gurami, ikan mas)
c) Telur:
-
Telur
ayam
-
Telur
puyuh
-
Telur
bebek
-
Dsb.
Sedangkan untuk contoh hasil olahan bahan makanan hewani
antara lain:
-
keju
-
sarden
-
kornet
-
trasi
-
dendeng
-
ambon,
dsb.
Bahan makanan hewani dari jenis ikan
laut mudah diperoleh didaerah pantai/pesisir sedangkan dikota besar yang
biasanya mudah diperoleh adalah bahan makanan hewani dari jenis daging dan ikan
air tawar. Untuk daerah pegunungan yang sejuk seperti Tawangmangu, Bandungan,
dan puncak juga dapat dijumpai hidangan dari daging kelinci yang dapat dibuat
sate kelinci disamping untuk lauk-pauk bahan makanan hewani sering juga
digunakan sebagai isi dalam pembuatan makanan kecil seperti: kroket, lemper, sossis,
bakpau, semar mendem, dll.
Selain bahan makanan yang beraneka
ragam masing-masing daerah yang ada di Indonesia juga memiliki makanan khas
daerah.
Contoh:
Masakan/makanan khas daerah tersebut diantaranya adalah :
Masakan Makanan
|
Asal Daerah
|
Megono
Tauto
Nasi
lengko
Kupat
glabet
Sate
blengong masak
Miring
udang
Gudeg
Bandeng
presto
Nasi
liwet
Udang
galah bakar
Rawon
Rujak
cingur
Karedok
Asinan
Empek-empek
Bubur
tinotuan
Bebek
betutu
Sate
lilit
Berbalung
Sate
pusut
Gangan
manok
Nasi
jamblang
Rending
Soto
kudus
Soto
sulung
Mie
ongklok
|
Pekalongan
Pekalongan
Tegal
Tegal
Brebes
Brebes
Yogyakarta
Semarang
Solo
Cilacap
Jawa
Timur
Jawa
Timur
Jawa
Barat
Jakarta
Palembang
Manado
Bali
Bali
Nusa
Tenggara Barat
Nusa
Tenggara Barat
Kalimantan
Timur
Cirebon
Padang
Kudus
Jawa
Timur
Wonosobo
|
Terimakasih kak💫
BalasPadamsama sama kak. bagus kalo bermanfaat :-)
BalasPadam